RSS

Wawancara Kerja

Lobi itu dipenuhi oleh sekitar 20 orang. Di tangan mereka terdapat map berwarna merah. Salah satu diantara mereka masuk ke dalam sebuah ruangan setelah seorang pria berkumis tebal berambut ikal memanggil nama yang disebut. Suasana apalagi yang lebih tepat menggambarkan situasi seperti ini kecuali suasana lobi yang dipenuhi oleh para pelamar kerja. Di sana duduk Tasban didampingi oleh Koncer. Tasban sudah madep manteb memutuskan untuk menjadi guru. Peristiwa pohon apel ternyata membawa pencerahan baginya untuk melangkah. Hari itu Tasban dan Koncer mendapatkan panggilan kedua setelah berkas lamaran mereka diterima secara administrasi. Kala itu ia dan Koncer sedang dinner di sebuah warung nasi kucingan, tempat mangkal mereka tiap malam. Iseng-iseng Tasban membaca tulisan di bunhgkus tersebut, rupa-rupanya memuat tentang iklan lowongan kerja mengajar di sebuah sekolah dasar. Dengan tekad dan keberanian yang mendalam cetar membahana Tasban memberanikan diri mangajukan lamaran. Sebagai seorang mahasiswa terbaik ia yakin bahwa tak ada instansi yang akan menolaknya. Hingga hari ini ia harus menghadapi tes seleksi wawancara sebagai tahap kedua penerimaan guru di salah satu sekolah swasta di kota Semarang


"Tasban!" Kata pria berkumis tebal memanggil Tasban. Tasban bangkit lalu melangkah dengan kepercayaan diri tingkat tinggi.

"Tok...tok...! Assalamu'alaikum"Ketok Tasban di depan pintu ruang wawancara.

"Wa'alaikumsalam. Silakan masuk Pak"Jawab suara dari dalam. Pintu terbuka, dihadapan Tasban terlihat tiga orang yang duduk di belakang meja. Bagian tengah dihuni oleh seorang perempuan berparas cantik, berkacamata tetapi tak tampak sedikitpun senyum di wajahnya. Pria berkumis tebal yang memanggil para calon guru duduk di samping kirinya. Pria dengan peci hitam di samping satunya lagi mempersilakan Tasban duduk di depan kursinya.

"Silakan duduk di sini pak" Kata pria itu.

"Langsung saja Pak Tasban. Pertanyaan kami hanya satu. Apa motivasi Anda kerja di sini?" Tanya Pria berpeci hitam.

"Motivasi saya bekerja tentu saja mencari uang untuk penghidupan sehari-hari pak" Jawab Tasban

"Berarti Anda ke sini hanya untuk uang?" Tanya Pria tersebut

"Lha, saya harus menjwab bagaimana Pak. Jika saya menjawab untuk mencari pengalaman, tentu Bapak akan mengejar dengan pertanyaan berarti saya tidak digaji pun mau. Pada umumnya orang bekerja khan untuk mencari uang bukan? Ya saya hanya mencoba jujur saja dengan realitas yang ada"Terang Tasban

"Jadi hanya semata-mata uang saja motivasi Anda bekerja sebagai guru di sini?"

"Ooo...lain Pak. Kalau motivasi saya sebagai guru beda. Guru adalah karir, bekerja di sini adalah pekerjaan. Sebagai guru tentu saja visi saya untuk akhirat Pak. Tapi saya yakin kok jika sebagai manusia yang bekerja di sini yayasan pasti tidak menutup mata dengan gaji kami sebagai karyawan yayasan"

"Baiklah, terimakasih. Saudara telah menyempatkan waktu melakukan seleksi tahap 2 ini.Tunggu kabar dari kami untuk hasil wawancara ini" Kata pria berpeci menutup wawancara.
Tasban berjalan keluar menuju pintu.

"Dugg...aduh..."Suara Koncer mengaduh. Rupanya Koncer sedari tadi mencuri dengar wawancara Tasban.

"Benar katamu Ban, orang bekerja itu ya untuk mendapatkan upah dari keringat yang telah ia keluarkan bukan. Gaji atau uang adalah konsekwensi logis dalam pemenuhan kewajiban yang sudah ditetapkan oleh Yayasan"Kata Koncer sambil memegang jidatnya yang terbentur pintu.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar