RSS

Nemu Duit Limangewu

"Kon, pulang yuk mudik. Sabtu malam minggu naik motor ke Pekalongan"kata Tasban mengajak Koncer sahabatnya pulamg ke kampung halaman mereka.

"Ayo aja. Ntar sore kamu nyamperin aku ya. Pake motormu saja, bensin kita* patungan"jawab Koncer.
Singkat cerita mereka berdua melakukan perjalanan menuju kampung halaman dengan motor butut kesayangan Tasban. Dua jam perjalanan mereka sampai di Gringsing, Batang. Tasban memutuskan untuk beristirahat di masjid sedari shalat dhuhur yang terlewatkan oleh mereka.

"Ciitttt....sreeekkkk!!!!" tiba-tiba Tasban menginjak pedal rem motor bututnya.

"Ada apa Ban?"tanya Koncer. Tasban tak menjawab, ia menundukkan badannya mengambil sesuatu di tempat motor bututnya berhenti.

"Nemu duit limangewu, Kon. Lumayan nggo ngopi" jawab Tasban memungut uang lima ribu dari atas tanah.

"Ban... Ban. Sama uang aja awasnya minta maaf"
20 menit beristirahat, 4 rakaat shalat Dhuhur telah diselesaikan secara berjamaah dan secangkir kopi telah dihabiskan oleh Tasban. Mereka pun melanjutkan perjalanan, melewati alas Roban, banyuputih, subah dan .....
"Bezzzzz...."suara berdesis terdengar dari arah ban belakang motor butut Tasban.

"Astaghfirullah...bocor Kon.Turun gih! kita cari tambal ban" kata Tasban menyadari ban belakangnya ternyata bocor. Perjalanan mencari tukang tambal ban lumayan jauh, keletihan menuntun motor butut tersebut tak dirasa oleh mereka tergantikan oleh bau durian yang digantung di los-los buah di pinggir jalan di Tulis, Batang.

"Alhamdulillah, nemu juga tukang tambal ban. Pak!!! nuwunsewu, badhe nambal" sapa Tasban kepada tukang tambal ban yang terlelap tidur menanti calon pemakai jasanya datang. ( Bc: permisi, mau menambal)
Sigap dan tanggap, tanpa banyak bicara tukang tambal ban langsung bertindak mengatasi masalah Tasban.
Tak lebih dari 10 menit, tukang tambal ban tersebut berhasil menyelesaikan aksi nan heroiknya.

"Pinten Pak?" tanya Tasban menanyakan ongkos pengganti kerimngat yang dikeluarkan oleh jasa tukang tambal ban tersebut. (Bc: Berapa pak? )

"Limangewu Mas" kata tukang tambal ban memberikan tarif lima ribu rupiah.

"Hahahahaha...pas banget Kon. Nemu duit limangewu, ternyata buat nambal ban. Tuhan memang maha Adil, tahu betul apa yang akan terjadi pada makhluk-Nya"

"Hahahahaha....justru harusnya kamu nggak ngambil uang lima ribu itu Ban"

"Lho kok bisa Kon?"

"Mungkin saja 5 ribu itu bukan rejeki kamu, tetapi punya orang lain yang kamu ambil. Tak salah jika akhirnya pun uang lima ribu itu akhirnya diberikan untuk orang lain juga tho...ya..tukang tambal ban ini"

"hahahahahahaha....." mereka pun tertawa lepas menyadari kebodohan mereka berdua.
...............................
...............................
...............................
...............................
...............................
"Mas...mas...lha mbayare pundhi mas? siyos mbayar tho" Tukang tambal ban hanya terbengong-bengong salah tingkah melihat olah mereka. ( Bc: Mas...mas...bayarannya mana? jadi membayar khan? )



*Patungan = iuran

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar