RSS

Tasban Wisuda

Hari ini Tasban wisuda sebagai tanda bahwa sudah 3,5 tahun masa yang dilewatinya sebagai mahasiswa perguruan tinggi kependidikan usai. Tasban tak pernah mengira bahwa ia harus lulus mendahului teman-teman satu angkatannya. Sebagai mahasiswa yang aktif dengan kegiatan organisasi seharusnya dan sewajarnya ia lulus lebih dari 4 tahun, itu kata para seniornya dulu tetapi tak demikian dengan Tasban. Ia berpikir memang mengasyikkan terlibat aktif sebagai aktifis mahasiswa, dinamikanya membuat kangen untuk terus berdiam di kampus. Mengingat orangtuanya menghendaki Tasban lulus tepat waktu, ia pun harus pintar-pintar mengatur diri. Singkat kata ia kini dinyatakan lulus sebagai wisudawan terbaik di angkatannya.

Senang dan gembira hati Tasban mengetahui predikat wisudawan terbaik yang disandangnya. Tak heran ketika mengucap sumpah wisuda, semangatnya begitu menggelora dan berapi-api laksana pejuang yang siap berangkat ke medan perang. Sumpah yang diucapkannya sebagai wisudawan bidang kependidikan adalah janji untuk senantiasa mendidik putra-putri bangsa agar menjadi generasi unggul yang berkarakter dan dapat mengangkat harkat dan martabat bangsa.

Acara yang berdurasi 60 menit dipotong dengan iklan sambutan dari rektor itu pun usai. Tasban disambut oleh orangtuanya. Adik-adik kelasnya datang berduyun-duyun memberikan ucapan selamat.
"Wah, selamat ya Kakak! Rencana mau kemana setelah ini?" tanya adik kelasnya
"Nah, itulah masalahnya Dik, aku terlanjur ngomong sumpah segala untuk mendidik putra-putri bangsa. Jadi mau tak mau aku harus menjadi guru nih" Jawab Tasban
"Lha, tuh khan, katanya nggak mau jadi guru" Celetuk Ibunya dari belakang. " Ingat nggak dulu kamu antipati untuk menjadi guru", lanjut Ibunya

Tasban tak bisa berkutik, ia hanya bergeming. Acara yang seharusnya membuatnya gembira justru berlawanan dengan suasana hatinya. Mau jadi guru kok nasibnya nggak begitu amat, tetapi mau jika mau jadi  wartawan dan desainer kok ya udah kadung ngucapin sumpah? Ah...Galau..galau...

Koncer, teman satu angkatan yang sama-sama wisuda hari itu tahu ada yang tidak beres di hati Tasban.
"Ada apa Ban? Kulihat wajahmu begitu cembetrut kayak kertas kusam dilipat-lipat. Jujur saja nggak enak tuh dipandang mata. Nggilani kalau ditonton!" Kata Koncer mendatangi Tasban
"Kurang asem! pikiran lagi galau gini kamu bilang kayak kertas kusam. Bungkus kacang iya!" Jawab Tasban.
"Gini lho Kon, aku itu lagi galau. Mau melanjutkan cita-citaku dulu waktu SMA kok ya kadung (bc: terlanjur ) ngomong sumpah wisudawan. Bingung tho aku!"Lanjut Tasban
"Lho, emangnya kamu selama ini kuliah ngapain?"
"Ya, sekadar menyenangkan orangtua saja"
"Wah-wah. Berat...berat nih. Jika semua generasi seperti kamu bisa hancur bangsa ini. Apa kamu nggak punya Visi dan Misi selama menjadi mahasiswa?
"Ya, Visi Misi ku itu ...itu tadi Kon!"
"Ban, Kalau boleh usul nih dan jika kamu mengijinkan aku usul maka aku akan mengusulkan kepada kamu apa yang ingin aku usulkan"
"Kon..Kon...sebenarnya kamu mau ngomong apa sih? kok yo mbulet aja kayak ulet!"
"Intinya boleh khan aku usul...? Ya...kalau kamu mau....me.."
"Udah-udah, tak ijinkan. Mo ngomong apa?"
"Yang berlalu ya sudah. Kini saatnya kita perbaiki langkah kita ke depan. Hidup itu harus punya visi dan misi! Visi dan Misi itulah tujuan kita dalam menjalani kehidupan agar lebih berarti. Nah, sekarang biar nggak galau...nggak ada salahnya khan kita jadi guru. Tokh menurut prediksi Mbah Googel nasib guru tahun-tahun yang akan datang itu dijamin lho sama pemerintah. Kita ikhtiar saja sesuai dengan Visi dan Misi kita"
"Berarti aku harus punya Visi dan Misi ya Kon? Kayak Perusahaan saja"
"Lho, lha iya tho. Perusahaan yang punya Visi dan Misi pasti jelas arahnya menjalankan roda perekonomian. Pun dengan kita"
"Yo wis, kalau gitu aku tak merenung dulu untuk mennetukan Visi dan Misi ku ke depan selepas lulus ini"
"Lho, nggak usah merenung, jadikan saja sumpah wisudamu itu sebagai visi dan misi pertama sebagai guru. Kelamaan malah jadi basi lho....OK Mas Bro? Hahahahaha..."

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar